Berprestasi dan Khatam 11 Kitab Kuning, Siswa MA Unggulan Nuris ini Inspiratif

Bersyukur dan Bangga Berada di Kelas Unggulan Kitab, Bisa Belajar Langsung Bersama Gus Robith Qoshidi
Pesantren Nuris – Dikenal sebagai sosok pemalu dan terbilang cukup pendiam, santri kelahiran Bondowoso, 15 Juni 2007 ini ternyata cukup punya prestasi mentereng. Berada di kelas unggulan kitab kuning MA Unggulan Nuris menjadi salah satu bukti bahwa santriwati cerdas ini patut diperhitungkan baik dalam kemampuan akademik maupun nonakademik.
Umroatus Syakinah putri dari bapak Slamet Riyadi dan ibu Yayuk Sri Wahyuningsih ini selama nyantri di Pesantren Nuris Jember telah mengkhatamkan 11 kitab kuning seperti Imrithy, Jurumiyah, Hujjah NU, Amsilah Tasrifiyah, Ta’lim Muta’allim, Aqidatul Awam, Taqrib, Safinatun Najah, Taisirul Kholaq, Tarbiyatus Shibyan, dan Jauharatut Tauhid.
“Saya bersyukur dan bangga bisa berada di kelas unggulan kitab yang mana para siswanya memang pilihan dan seleksi sejak kelas X. Di sini saya bisa belajar fikih dan membaca kitab kuning di bawah bimbingan langsung Gus Robith Qoshidi yang merupakan Pengasuh Pesantren Nuris Jember.” tukas Uum, sapaan akrabnya.
(baca juga: Tekun, Sabar, dan Istikamah, Kunci Sukses Siswa MA Unggulan Nuris Khatamkan Hafalan Al Qur’an 30 Juz)
Ia terkagum dengan pembelajaran Gus Robith yang lugas dan mendalam sehingga menjadikannya inspirasi dalam belajar setiap waktu. Meski tergolong berat dengan beragam target yang tinggi, Uum tak pernah mengeluhkan proses pembelajarannya kini. Ia justru memiliki banyak strategi dalam belajar baik diniyah maupun pendidikan formal.
Beberapa prestasi pernah ia torehkan di Pesantren Nuris Jember di antaranya, juara 1 pidato bahasa Arab, juara 3 pidato bahasa Arab, juara 1 olimpiade matematika, dan juara 3 olimpiade matematika. Meski berada di kelas unggulan kitab, kesempatan meraih juara matematika tingkat internal pesantren tak ia lewatkan.
Kelak Uum berharap dapat melanjutkan studi sarjana sesuai harapannya yakni, menjadi seorang guru. Akan tetapi, santri asal Bondowoso ini juga tetap ingin berada di pesantren jika sudah menjalani perkuliahan. Baginya, ada rasa suka cita tersendiri selama belajar di pesantren sebab selain belajar juga sekaligus berkhidmah.[AF.Red]
Sumber berita dikutip dari: pesantrennuris.net