Agung Percaya, Ilmu tanpa Amal bagaikan Pohon yang tak Berbuah

Pesantren Nuris – Setiap santri memiliki bakat dan passion belajarnya masing-masing. Tak hanya sekadar berhasil menguasai target akademik, tetapi santri multitalenta MA Unggulan Nuris ini juga seorang leader yang mampu menjadi teladan bagi santri lainnya.

Agung Maulana Ibrahim, terlihat dari namanya saja sudah cetar membahana dan memiliki makna yang bajik. Bagaimana tidak, santri yang kini duduk di kelas unggulan kitab kuning ini diketahui sudah berhasil mengkhatamkan 15 kitab seperti, Bidayatul Hidayah, Sullam at Taufiq, Ta’limul Muta’allim, Ayyuhal Walad, Jauharatut Tauhid, dan Hujjah NU.

Selain itu, ia juga mengkhatamkan Aqidatul Awam, Alfiyah ibnu Malik, Imrithy, Tafsir Amtsilah, Kailani Izzi, Taqrib, Safinatun Najah, Jurumiyah, dan Arbain Nawawi. Bahkan target pembelajaran kitab selanjutnya yang ingin dikhatamkannya adalah Zubad ibnu Ruslan, Fiqh, dan Aqidah.

“Saya bersyukur berada di kelas takhassus program keagamaan yang banyak belajar tentang kitab-kitab klasik. Kelak saya ingin benar-benar pandai memimpin saya sendiri dan keluarga, terlebih semoga bisa bermanfaat dan amanah jika memimpin orang lain.” Tukas Agung, sapaan akrabnya.

(baca juga: Hafiz MA Unggulan Nuris Jember Sukses Borong 5 Piala MHQ Ajang OLIMPIQU Tahun 2025)

Santri cerdas putra dari bapak Sairi dan ibu Idayati ini juga kini sedang fokus belajar Al Qur’an sekaligus menghafalkannya hingga kini telah 2 juz. Bagi Agung, sekali menyantri harus benar-benar mampu belajar dengan maksimal demi meraih keberkahan.

Sikap dan tindak-tanduknya yang supel, santri asal Krajan, Mayang, Jember ini juga digemari para santri dan sahabat. Tak heran, ia kini tengah diamanahi sebagai ketua OSIM (Organisasi Siswa Intramadrasah) MA Unggulan Nuris untuk masa bakti 2024/2025.

“Apa pun yang positif saya pasti suka melakukannya, termasuk amanah jadi ketua OSIM ini. Alhamdulillah ini juga bagi saya menjadi latihan mengendalikan diri terlabih berkhidmah untuk guru dan sekolah. Meski saya tidak berprestasi seperti santri lainnya, tetapi saya berusaha melakukan yang terbaik yang saya mampu. Ilmu harus diamalkan.” Tutup santri kelahiran Jember, 20 Maret 2008 ini.[AF.Red]

 Sumber berita diambil dari pesatrennuris.net