mayouries@gmail.com 03315101602

Janji Sutra, Luka Compang

12 Juni 2025 Mayouries Dibaca 16 kali Karya Sastra PUISI,MA UNGULAN NURIS,PESANTREN NURIS
Janji Sutra, Luka Compang

Oleh: Nafisatul Amaliah

Aku bertanya pada sahabatku,

“Lihat, betapa gemilangnya panggung itu,

apakah itu sinar mentari atau cuma lampu sorot,

yang disetel khusus agar kita tak lihat yang tersembunyi?”

 

Dia tertawa, suara getir penuh canda,

“Kilau itu, saudara, seperti topeng cantik di pesta pora,

indah dari jauh, tapi bau asapnya menusuk hidung,

dan bayangan di balik tirai? Ah, jangan harap kau bisa melihatnya.”

 

Aku menatap para aktor dengan mata setengah tertawa,

“Mereka menari penuh percaya diri,

seolah janji itu sutra yang halus,

padahal seringkali hanya kain compang-camping yang menutupi luka.”

 

Sahabatku mengangguk sinis,

“Janji mereka seperti hujan di musim kemarau,

tak basahi tanah, hanya membuat kita basah oleh tipu daya.”

 

Aku menghela napas, “Dan kita?

Penonton setia dengan tiket murah,

menunggu drama yang sama setiap musim,

tanpa tahu kapan lakon ini akan usai.”

 

Dia mengangkat bahu, “Suara kita?

Oh, itu nyanyian sumbang di konser tanpa panggung,

karena tirai terlalu tebal, dan yang di belakangnya?

Hanya tawa tanpa suara, menertawakan kita yang bodoh.”

 

Aku pergi, membawa senyum miris,

mengingat bahwa panggung ini bukan untuk kita,

tapi untuk mereka yang mahir berakting tanpa hati.

buat animasi gambar dari puisi diatas

Share :

Komentar

Refresh halaman ini jika komentar tidak tampil